DESA BUKUR

Desa Bukur terletak di Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung , terletak 6 km  arah timur  kota  kabupaten  Tulungagung  dan 3,5 km Utara daya dari kecamatan sumbergempol. Desa Bukur memiliki luas administrasi 153,5 Ha, terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun Jati, Dusun Ngampel, batas – batas wilayah sebagai berikut :
  • Sebelah Utara : Desa Bulusari dan sungai brantas
  • Sebelah Timur : Ds. Bukur
  • Sebelah Selatan : Ds. Jabalsari
  • Sebelah Barat : Ds. Loderesan – Kedungwaru
  Desa Bukur merupakan salah satu desa yang memiliki letak cukup strategis .  Secara geografis Desa Bukur wilayah sebelah utara ini berbatasan dengan Desa Bulusari dan Sungai Brantas, sedangkan sebelah selatan Desa Bukur ini berbatasan dengan desa Jabalsari sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Loderesan kec. Kedungwaru dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Bukur. Demikian juga kondisi lahan yang relatif datar dan subur sangat mendukung produktifitas hasil pertanian. Transportasi antar daerah juga cukup lancar, hal ini karena Desa Bukur dihubungkan jalan alternatif penghubung pusat kota tulungagung dengan kec. Ngunut. Wilayah Desa Bukur yang berada pada Daerah aliran sungai brantas, menjadikan mayoritas mata pencaharian penduduknya sebagai buruh penambang pasir, kuli angkut pasir, pecah batu. Mata pencaharian penduduk lainnya sebagai buruh pabrik, petani dan banyak juga yang mencoba mencari rizki dari negeri seberang. Dengan topografi desa yang terletak diatas aliran sungai brantas menjadikan kondisi tanah menjadi sedikit kering dan kurang mampu menahan air tanah. Hal ini terbukti dengan turunnya sumber air sumur yang semakin dalam saat musim kemarau. Hal ini yang mempengaruhi pola pembangunan lahan di Desa Bukur dengan tanaman yang lebih didominasi oleh tanaman yang tidak membutuhkan air yang terlalu banyak. Kegiatan pertanian pangan dan hortikultura yaitu jagung, melon, semangka, tebu dan lain lain dengan penggunaan pengairan irigasi dengan mesin diesel dari sumber air tanah. Di sisi utara desa yang merupakan wilayah Sungai Brantas menjadi potensi desa dengan sumber daya alam yang terkandung berupa pasir, batu, dll yang juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Desa Bukur. Disekitar Sungai Brantas didominasi dengan tanaman tebu dan rumput gajah sebagai pakan ternak. Selain itu Desa Bukur juga didukung fasilitas pendidikan serta fasilitas kesehatan berupa POLINDES yang sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun demikian hal tersebut diatas disamping sebagai potensi desa juga sebagai penyebab terjadinya permasalahan yang akhirnya menimbulkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan kenakalan remaja.  Hal tersebut terjadi karena keberadaan potensi tersebut kurang ditunjang oleh infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia yang belum tergali. Berdasarkan kelompok jenis kelamin, Desa Bukur yang terdiri dari 2 ( dua ) Dusun yaitu Dusun Jati dengan rincian penduduk  Laki-Laki ( L ) 1083 Jiwa, perempuan ( P ) 1114 Jiwa, Dusun Ngampel penduduk laki-laki ( L ) 775 Jiwa, perempuan 784 Jiwa. Total jumlah pendududuk Laki –laki ( L ) 1492 jiwa, perempuan  ( P ) 1789 Jiwa. Berdasarkan kelompok usia penduduk dengan rincian usia (0- 5) tahun, Laki-laki 154 Jiwa, perempuan 187 jiwa, usia (5 – 10) tahun, Laki-laki 136 Jiwa, perempuan 285 jiwa, usia ( 10-15 ) tahun, laki-laki 246 jiwa dan perempuan 312 jiwa, usia ( 15-30 )tahun, Laki-laki  205 jiwa, perempuan 323 jiwa, usia ( 30-45 )tahun , laki-laki 522 jiwa dan perempuan  521 jiwa. Untuk kelompok usia ( 45 tahun keatas ), laki-laki berjumlah 429 dan perempuan 312 jiwa

Sejarah

Menurut  legenda desa yang turun menurun dan cerita dari para tokoh adat dan masyarakat ,Bukur berasal dari kata mBukur searti dengan kata istilah bahasa jawa  “ Mungkur “ yang menurut istilah yaitu sebuah wilayah yang tersisih karena letaknya ditepian sungai dan menurut cerita merupakan tempat pelarian dan persembunyian penjahat. Jadi wilayah ini merupakan kawasan yang terpencil yang masih berupa hutan jati diantara kawasan yang sudah di buka di jadikan perdesaan.

Orang pertama yang membabat hutan bukur adalah Sunan Glondong atau biasa disebut Mbah Glondong. Beliau adalah salah satu prajurit mataram yang melarikan diri pada waktu terjadi perang. Disebut Mbah Glondong karena biasa tiduran di Glondongan kayu jati bekas hutan. Versi lain menyebutkan bahwa Glondong semakna dengan Nglundung yaitu tiduran tanpa menggunakan alas atau tikar, dan sampai sekarang situs makam Mbah Glondong masih dikeramatkan oleh sebagian warga.

Desa Bukur di bagi menjadi dua dusun yaitu Dusun Jati dan Ampel, dinamakan dusun jati karena wilayah ini dulunya hutan jati yang lebat dan angker. Sedangkan dusun ampel adalah wilayah yang banyak tumbuh pohon ampel, yang pada perkembanganya wilayah ini bagian selatan adalah wilayah yang dulunya menjadi masuk wilayah desa Bukur. karena adanya perubahan pemerintahan akhirnya di masukan kedalam wilayah Bukur dan di sebut Bukur Kidul.

Dalam perkembangan Bukur pernah di pimpin oleh beberapa lurah sejak jaman kerajaan yaitu Lurah Poncowati, Lurah Ponco Kromo, Lurah Liburjo, Lurah siran (sampai dengan tahun 1925 ). Lurah Kasantono ( sampai tahun 1945), Lurah Kasanrejo ( sekitar tahun 1965 ), Kemudian beralih menjadi Kepala Desa yaitu Kades Sastro Redi ( sampai tahun 1990), Kades Bero Supriadi (sampai tahun 1999), Kades Mulyo (sampai tahun 2007),Kades mohamad Jiko ( sampai tahun 2013), Kades Juni ( Sampai Sekarang ).

Selanjutnya Desa Bukur dibagi menjadi 2 dusun yaitu  :

  1. Dusun Jati
  2. Dusun Ngampel

 

Daftar nama orang – orang yang pernah menjabat sebagai kepala Desa Bukur dari pertama sampai kepala desa saat ini yaitu :

  1. Lurah Poncowati
  2. Lurah Liburjo
  3. Lurah Siran ( s/d Th 1925 )                                  
  4. Lurah Kasantono ( 1925 – 1945 )
  5. Lurah Kasanrejo ( 1945 – 1965 )
  6. Kepala Desa Sastro Redi ( 1965 – 1990 )
  7. Kepala Desa Bero Supriadi                ( 1990 – 1999 )
  8. Kepala Desa Mulyo                         ( 1999 – 2007 )
  9. Kepala Desa Mohammad Jiko ( 2007 – 2013 )
  10. Kepala Desa Juni                            ( 2013 – Sekarang )

Wilayah Desa

0
Dusun
0
Rukun warga
0
Rukun tetangga
Wilayah Dusun
Batas Wilayah

Visi & Misi

Menumbuhkan Sikap Gotong Royong Guyub Rukun Membangun Desa.
  1. Mewujudkan masyarakat desa dapat mengenyam pendidikan formal maupun informal.
  2. Mewujudkan kehidupan masyarakat desa yang semakin baik, sehingga memiliki nilai jual terhadap cipta, rasa dan karsanya.
  3. Mewujudkan kehidupan masyarakat desa semakin baik.
  4. Mewujudkan rasa keadilan masyarakat dalam kerangka pelayanan masyarakat yang lebih baik.
  5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang dapat dirasakan oleh masyarakat desa tanpa memandang kepentingan politik, SARA dan antar golongan.

Perangkat Desa

Aparat desa Tulungagung periode 2016-2022

Nama Kades

Kepala Desa

Nama Sekdes

Sekretaris Desa

Ingin tahu statistik desa?

Semua data statistik tentang desa